The importance of building pipelines

Machine learning pipeline building explained: a pipeline, why you need it, pipeline’s key elements, and tools to use.

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Meminta Izin

Arthur memasukkan ponselnya pada saku jaket yang dia pakai begitu Sarla membalas pesan darinya. Laki-laki itu sudah sampai di arena tempat dia akan melangsungkan balapan, tapi begitu Sarla memberitahunya jika perempuan itu ada di butik Mamanya, Arthur langsung menahan Zacchio yang sudah siap untuk pergi menjemput Sarla.

“Gara udah sampai belum?” Arthur bertanya pada Demian — laki-laki yang menjadikan motornya sebagai hadiah balapan ini.

Demian menunjukkan chatroomnya dengan Garaga pada Arthur, “Di jalan. Otw ke sini.”

“Okey,” Arthur mengangguk. Berjalan menghampiri Zacchio yang hendak memakai helm, “Ki, gak usah jemput Sarla.”

“Tiba-tiba, anjir!”

“Gue aja. Masih keburu kok.” Katanya, lantas berjalan tergesa-gesa menghampiri motornya. “Bilang sama Gara, tungguin bentar. Mau jemput cewek dulu.”

Zacchio mendengus keras, “Gaya lu jemput cewek!!”

Nohan yang berdiri bersebelahan dengan Asmara jadi geleng-geleng kepala, “Yang begitu dikata pacar bohongan.”

“Pengen heran tapi dia tuh Arthur. Kalau kata Kio sih, udah gak aneh.” Asmara tak mau kalah dalam argumen tidak penting ini.

Sementara Arthur sendiri hanya tergelak menanggapinya. Jika Sarla ada di rumah, dia akan tetap menyuruh Zacchio yang menjemput perempuan itu. Tapi karena Sarla bilang dia ada di butik dan kebetulan butik itu milik Mamanya, Arthur jadi penasaran, bagaimana jika dia bertemu Mama Sarla.

Belum pernah Arthur bayangkan sebelumnya jika Sarla termasuk ke dalam golongan orang terpandang. Butik GRY yang disebutkan Sarla jelas bukan butik asing kecil-kecilan, melainkan sudah sangat akrab di telinga siapa saja terlebih anak muda dan ibu-ibu sosialita yang begitu menjungjung tinggi harkat dan martabak fashion.

Arthur memang belum pernah berbelanja di butik itu, tapi Kak Cici adalah pelanggan setia GRY. Saking seringnya Kak Cici berbelanja, sampai-sampai dia selalu mendapat bonus berbelanja dan potongan harga yang sangat luarbiasa. Pegawainya juga ramah-ramah, Kak Cici bahkan kenal mereka satu per satu.

Dan untuk pertama kalinya, Arthur menghentikan motornya di depan GRY yang megah, mendorong pintu masuk dan melangkah ke dalam butik yang luas ini. Wangi pakaian baru yang khas tercium begitu dia menghentikan langkahnya di dekat rak khusus jaket varsity. Dia memutar kepala untuk mencari keberadaan Sarla.

“Katanya yang jemput Zacchio, jadi balapnya gak sih?” Dari arah kanan, Sarla berjalan mendekat ke arahnya.

Arthur tersenyum terang, “Mau pamer, kan? Ayo dong pamer, lo yang punya butik ini. Mama lo mana?”

“Kenapa jadi nanyain Mama?” Sarla menatapnya tidak mengerti.

“Mau ketemu sama yang punya butik, kali aja dikasih jaket.”

Sarla mengusap dahinya beberapa kali, miris sekali, “Please, jangan kayak orang norak!”

Laki-laki itu tergelak, “Becanda. Tapi kalau boleh ketemu, gue harus ke mana nih?”

“Mau ngapain sih emang? Buruan ah berangkat, gue pengen nonton orang balapan secara langsung.” Ujar Sarla nampak semangat. Perempuan itu hendak berjalan ke luar butik tapi urung sebab Arthur menarik kerah kemejanya.

“Mau minta izin.”

Sarla melongo tidak percaya.

“Anter buru!” Arthur menarik tangan Sarla, berjalan ke arah di mana jalan itu pernah Sarla lewati sebelumnya, “Ke sini 'kan? Ke mana abis tuh?”

“Iya, iya, gue tunjukin, tapi gak usah nyeret gue juga!” Sarla memberontak tak mau diseret.

“Loh, La. Kenapa balik lagi, gak jadi mainnya?”

Suara seorang perempuan setengah baya yang duduk di suatu meja beralas kaca di sudut ruangan membuat Arthur menghentikan langkahnya. Sarla spontan berhenti. Arthur sedikit menundukkan kepala hanya untuk memberikan senyum lebar pada Sarla.

“Izinin gue buat PDKT sama Mama lo.”

“Gue gak mau punya papa berondong kayak lo.”

Arthur menyeringai, Sarla tidak tahu persis apa motip terselubung yang Arthur rencanakan. Dia memilih diam sambil mengamati apa yang laki-laki itu lakukan.

“Hallo, Tante. Saya Arthur, pa ...” dengan sengaja dia menoleh pada Sarla, dia ingin tahu reaksi apa yang Sarla berikan padanya.

Begitu Arthur memperkenalkan diri, Sarla sudah memasang kuda-kuda. Dan ketika Arthur memotong ucapannya dengan sengaja, Sarla langsung melotot galak. Arthur mengedipkan sebelah matanya pada Sarla. Sarla bergidig jijik setengah mati.

“Saya temen cowoknya Sarla, Tante. Salam kenal.”

Diam-diam Sarla menghela napas lega.

Arthur menyalami tangan Mama dengan sopan. Mama tersenyum hangat menyambut, “Oh temennya Sarla. Kok Sarla gak pernah cerita kalau dia punya temen cowok?”

“Karena kita baru temenan, Tan. Kita gak sengaja ketemu di jalan, dia jalan kaki sendirian jadi saya ajak ke kampus bareng.”

Sarla diam-diam mendelik. Perkataan Arthur terverifikasi bohong 100%.

Mama mengangguk-angguk, senang sekali mendapat kabar anaknya yang kurang bergaul ini mendapat teman baru. “Tante seneng dengernya, Sarla punya temen yang baik kayak kamu.”

“Oiya dong, Tan. Arthur anak baik.”

“Hahaha, iya, iya.”

“Buruan, Thur, ah.” Sarla mendesak dari belakang Arthur.

Arthur yang merasa tengah diganggu komat-kamit tidak jelas. Kemudian menoleh pada Mama, “Jadi gini, Tan. Maksud kedatangan saya ke sini mau minta izin ajak Sarla main. Kalau boleh tahu, apa ada ketentuan atau syarat-syarat khusus buat orang yang mau ngajak Sarla main?”

Mama tertawa gelak, tingkah Arthur nampak lucu di matanya. “Enggak ada. Asal Sarla bisa pulang dengan keadaan sama seperti semula, Tante gak bakalan marah.”

“Baiklah, kalau begitu saya izin bawa Sarla sore ini. Gak lama kok, sebelum petang udah saya balikin lagi.”

“Iya, silahkan.” Mama dengan senyum manis mempersilahkan.

Arthur hendak membalas, tapi belum sempat dia membuka mulut, Sarla lebih dulu membekapnya dan menyeretnya keluar butik.

“Mama, Sarla main dulu.” Seru Sarla dari balik jajaran pakaian.

“Iya, hati-hati!” Mama memanjangkan leher menoleh ke luar. Dia tersenyum simpul, lantas kembali duduk setelah tahu jika Sarla bersama dengan orang yang baik.

Arthur, anak laki-laki itu nampak sangat menyenangkan.

Add a comment

Related posts:

Jasa Pembuatan Green House di Aceh Jaya

Perusahaan Konstruksi Spesialis & Profesional di Bidang Pembuatan Green House Sekala Kecil, Menengah Dan Besar Dengan dukungan team ahli kita akan mendesain Green House sesuai dengan kebutuhan dan…

Merimbun Bersama

Aku selalu penasaran, adakah dunia yang lebih baik dari pada dunia hari ini? Apakah itu yang disebut surga? yang konon bentuknya bagai taman-taman firdaus, mengalir sungai-sungai indah dan wangi…

Diesel Inclusion Gas of Diesel Generator Set Extinguishes Automatically

Diesel generator set is a diesel engine that extinguishes diesel oil to obtain energy release. The advantages of diesel generator set are high power and good economic performance. The operation of…